Sumur bor saat ini prosentase penggunaannya terus mengalami peningkatan.
Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki seperti tidak
membutuhkan tempat yang luas seperti sumur biasa. Bagi yang punya lahan
sangat terbatas tentu hal ini sangat menguntungkan sekali. Apalagi
ongkos untuk membuat sumur bor jauh lebih irit dibanding dengan membuat
sumur galian atau konvesional.
Dulu untuk membuat sumur bor, kebanyakan orang menggunakan sistem manual
saja. Alat yang dipakai masih sangat sederhana sekali. Mata bornya
yaitu berupa pipa yang ukuran diameternya tiga hingga empat inchi dan
panjangnya kurang lebih dua meter. Kemudian pada bagian ujung yang ada
di atas diberi pipa kecil yang ukurannya sekitar satu inchi yang
fungsinya sebagai alat untuk menyambung pipa batangan yang lain.
Pipa batangan yang berguna sebagai sambungan ini ukuran panjangnya
adalah enam meter. Dan setiap mencapai kedalaman tersebut, pipa
sambungan ditambah lagi sampai dengan ukuran yang ditentukan atau hingga
kedalaman tertentu sampai sumur bor tersebut bisa memancarkan airnya.
Kemudian ada lagi pipa silang atau perempatan yang dipakai untuk
pegangan ketika pipa atau bor diputar sambil ditekan dan dimasukan ke
dalam tanah. Pada umumnya pipa perempatan ini pada bagian atasnya diberi
tambahan beban yaitu karung goni yang diisi dengan tanah hingga
beratnya mencapai sekitar duapuluh kilogram. Tujuannya yaitu agar bisa
memberi tekanan yang lebih kuat kepada mata bor sehingga lebih mudah
melesak ke dalam tanah. Pipa silang ini ada yang dibuat dari pipa besi
biasa namun ada pula yang membuatnya dari bahan kayu.
Peralatan terakhir yaitu kunci monyet. Bentuk kunci ini nyaris sama
dengan kunci inggris tapi punya ukuran yang lebih besar. Gunanya adalah
untuk melepas atau memasang pisa sambungan menggunakan pipa kecil
seperti yang telah dijelaskan di atas.
Karena menggunakan tenaga manusia, tentu saja pembuatan sumur bor manual
ini membutuhkan waktu yang lebih lama. Bahkan jika ada di lokasi
dataran tinggi dan airnya tidak segera muncul, prosesnya bisa memakan
waktu berminggu-minggu atau dalam hitungan bulan. Sebab sumur bor
tersebut membutuhkan ukuran pengeboran yang lebih dalam lagi hingga
puluhan meter.
Terlebih lagi jika kondisi tanahnya terlalu keras, bisa menimbulkan
resiko kegagalan. Kondisi ini lebih sering terjadi ketika mata bor
mengenai batu yang keras sejenis granit misalnya. Bukan hanya pembuatan
sumur bornya saja yang gagal, namun mata bor bisa menjadi rusak dan
tidak bisa digunakan lagi.
Sedangkan untuk pembuatan sumur bor yang menggunakan mesin, tentu waktu
yang dibutuhkan jauh lebih singkat, hanya dalam hitungan hari saja sumur
tersebut sudah bisa digunakan secara langsung. Dan karena semua
peralatannya dibuat dengan teknologi modern, kemampuannya untuk menembus
batu keras bukan merupakan halangan yang berarti. Mata bor yang memakai
mesin bisa menembusnya dengan mudah. Jadi resiko terjadinya peristiwa
kegagalan nyaris tidak pernah terjadi.
Namun untuk masalah harga, pembuatan sumur bor yang menggunakan mesin
selalu mematok harga yang lebih mahal. Karena harga mesin untuk
melakukan pengeboran ini juga tidak murah. Peralatan yang digunakan juga
lebih komplit dan sistem pengoperasian mesinnya membutuhkan bahan bakar
yang tidak sedikit.
Tapi sebelum menentukan harga pembuat sumur bor baik yang memakai sistem
manual maupun mesin akan sama-sama melakukan pengecekan lebih dahulu
apakah lahan yang mau digunakan untuk membuat sumur bor termasuk tanah
yang keras atau lunak dan perkiraan kedalaman yang harus dibor sehingga
bisa menemukan sumber mata air yang bagus. Dua faktor utama inilah yang
sering menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan harga pengeboran.
Demikianlah perbandingan sumur bor mesin dan manual, semoga bisa
bermanfaaat.
Proses pembersihan sumur setelah pengeboran selesai sampai mendapatkan air yang jernih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar